Sejarah Berdirinya Kerajaan Demak

 Sejarah Berdirinya Kerajaan Demak

Berlokasi di pesisir utara Pulau Jawa, Demak merupakan sebuah kadipaten dari Kerajaan Majapahit. Akibat adanya kemunduran dalam politik Majapahit, terjadi kekacauan dalam negeri yang disebabkan oleh perebutan kekuasaan. Karena lokasinya yang strategis sebagai jalur pelayaran, Demak tidak terpengaruh akan kekacauan ini dan menjadi daerah yang mandiri.
Dalam sejarah Jawa, banyak disebutkan bahwa Kerajaan Demak adalah pengganti langsung dari Kerajaan Majapahit. Hal ini dikarenakan banyak yang meyakini bahwa pendiri kerajaan adalah putra raja Majapahit yang terakhir. Kepercayaan inilah yang memudahkan berdirinya Demak sebagai sebuah kerajaan.

Raja-Raja Kerajaan Demak

1. Raden Patah(1475-1518 M)
2. Pati Unus(1519-1521 M)
3. Sultan Trenggana(1521-1546 M)
4. Sunan Prawata(1547 M)
5. Arya Penangsang(1548-1554 M)

Bukti Masa Kejayaan Kerajaan Demak

1. Daerah Kekuasaan Yang Luas
Pada masa pemerintahan raja Demak yang pertama, wilayah kekuasaan Demak meliputi Banjar, Palembang, Maluku, serta bagian utara Pulau Jawa. Daerah kekuasaan ini bertambah luas pada kepemimpinan Sultan Trenggana yang berhasil menguasai wilayah bekas Majapahit di Jawa Timur seperti Tuban, Madura, Madiun, Surabaya, Pasuruan, Kediri, Malang, dan Blambangan.

2. Keadaan Ekonomi Yang Mapan
Sebagai salah satu pelabuhan besar di Nusantara, Demak memiliki peranan penting dalam perdagangan antar pulau di Indonesia. Komoditi perdagangan utama Demak adalah hasil pertanian, khususnya beras. Selain itu, lilin dan madu juga menjadi komoditas utama ekspor Demak.

3. Kehidupan Sosial Budaya Yang Harmonis
Masyarakat Demak hidup dalam aturan ajaran dan hukum Islam, terlebih karena kegiatan Wali Sanga didukung oleh kerajaan. Para Wali Sanga mengajarkan Islam dengan metode akulturasi dengan kebudayaan Hindu dan Budha yang sebelumnya dianut, agar masyarakat merasa tertarik dan mau memeluk Islam.

Runtuhnya Kerajaan Demak

Masa keruntuhan Kerajaan Demak dimulai sepeninggal Sultan Trenggana. Adanya perselisihan dalam perebutan kekuasaan dalam keluarga kerajaan, menyebabkan munculnya pemberontakan-pemberontakan dari daerah-daerah kekuasaan Demak.
Terbunuhnya Pangeran Surowito menjadi penyebab pembunuhan terhadap Sunan Prawita (pengganti Sultan Trenggana) dan istrinya. Ditambah lagi, sang pembunuh. Arya Penangsang naik tahta menjadi raja dan dalam prosesnya para pengikutnya membunuh Pangeran Hadiri, Bupati Jepara. Inilah yang memicu ketidaksenangan dari para adipati lain untuk mengakui Arya Penangsang sebagai raja Demak.
Pemberontakan terakhir yang didukung oleh keluarga kerajaan, dipimpin oleh Joko Tingkir yang saat itu menjabat sebagai Adipati Pajang. Pemberontakan berhasil dengan terbunuhnya Arya Penangsang oleh anak angkat Joko Tingkir yang bernama Sutawijaya. Joko Tingkir kemudian memindahkan kekuasaan ke Pajang dan itulah yang menandai berakhirnya masa kekuasaan Kerajaan Demak

Penutup

Sejarah mencatat, banyak kerajaan-kerajaan yang berakhir karena masalah persengketaan dalam istana. Demikian pula yang terjadi pada Demak. Tidak adanya pemimpin cakap yang mampu meneruskan apa yang telah dicapai oleh para raja sebelumnya juga menjadi kendala. Pergolakan politik seperti itu cenderung memicu munculnya pemberontakan.
Akan tetapi, dibalik itu semua kebudayaan Islam yang telah dibangun Demak banyak diwarisi oleh kerajaan-kerajaan Islam Jawa setelahnya. Seperti ritual tradisi gagasan para Wali Sanga untuk membujuk masyarakat agar memeluk agama Islam diteruskan, bahkan beberapa masih ada hingga sekarang.

Comments